Karena sang Khalik takkan beri ujian diluar mampu sang hamba
Namun yang terjadi seringkali
Ungkapan rasa keluh hingga berpeluh sang hamba pada Rabb-nya
Padahal hanya satu pintaNya “ SABAR’
Yang terjadi seringkali
Mereka terlena kala diuji
Dengan sedikit harta dan kuasa
Padahal hanya satu yang diminta “ Syukur ”
Seolah dunia ini sempit
Dan orang orang tiada mendapat yang serupa
Seolah diri yang paling harus dikasihani
Seolah kita yang paling menderita
Padahal dulu sang Baginda
Hingga harus mengikat batu di perutnya
Menggali parit dengan kedua tangannya
Padahal dulu sang Nabi hingga harus patah giginya
Tidakkah diri sadari
Bahwa jika seolah ujian tak kunjung berpulang
Bukankah itu tanda bahwa Allah sayang
Sang Ilahi ingin kita mendekat
Ingin kita merengek, meminta
Karena diluar sana ada yang lebih terluka
Yang siang harinya dipenuhi gulita
Yang dunianya sepi tanpa suara
Yang langkahnya terbata bata
Yang perutnya harus rutin berpuasa
Dan jika pinta tak kunjung diijabah,
Bukankah Allah janjikan ganti yang lebih mulia
Atau menjadi tabungan syurga.
Allah cemburu, mengapa kau duakan Ia
Allah cemburu, dan ingin kembali berdua
Di petang hari menuju senja,
Di sujud sujud malam kita
Di antara hiruk pikuk dunia